Minggu, 15 Agustus 2010

MENCONG

Banyak aturan banyak dilanggar
Taat aturan 'eeh malah ditertawakan
Ikutan melanggar masih kena marah
Peraturan dibuat cuma jadi pajangan

Ngomong bener ketinggalan jaman
Mulut ngawur malah jadi panutan
Tukang ngibul dapet ribuan dukungan
Telinga panas diadu kiri dan kanan

Produser ngakak terbahak bahak
Pemain bingung memanipulasi pajak
Keamanan menjelma jadi tukang palak
Penonton jadi sasaran di'keplak

Jadi bener itu salah
Jadi salah itu bener
Maka dari itu jadilah orang salah
Sebab orang salah disini bisa bener

Sabtu, 14 Agustus 2010

Dan mereka masih tetap tertawa

Ketika Soekarno bermimpi menjadi Tuhan
Ketika Soeharto sibuk mengoleksi harta
Ketika Habibie tidak diakui kejeniusannya
Ketika Gus Dur semakin aneh
Ketika Megawati mengobral tangisannya
Ketika SBY pandai mengumbar senyum

Saat mereka lupa pada sang pencipta
Saat kebebasan mengalahkan logika
Saat setan dan iblis menjadi panutan
Saat agama hanya sebagai simbol
Saat ayat-ayat suci dianggap koleksi
Saat nabi-nabi disejajarkan dengan artis

Lihatlah air mata nyatanya sudah menjadi telaga
Lihatlah darah bermilyar galon membanjiri lautan
Lihatlah selongsong pelurumu jadi mainan anak-anak
Lihatlah rona muka kebencian pada wajah bayi-bayi ku
Lihatlah benih-benih yang takut dilahirkan
Lihatlah pengecut yang bersembunyi dibalik jas berkancing emas

Belum cukupkah bencana yang kita rasakan
Belum cukupkah nyawa yang terbang melayang
Belum cukupkah air mata yang kita siramkan
Belum cukupkah darah yang kita buang
Belum cukupkah nasehat yang diberikan
Belum cukupkah kerakusanmu

Maka banggalah pada dosa-dosa
Maka agungkanlah para pemimpin yang serakah
Maka nikmatilah kesengsaraan bangsa ini
Maka rasakanlah kepedihan hidup ini
Maka berlindunglah dalam buaian kaum kapitalis
Maka nantikanlah hari pembalasan yang abadi

Dan kita hanya bisa menangis
Dan kita hanya bisa bersedih
Dan kita hanya bisa mengeluh
Dan kita hanya bisa merintih
Dan kita hanya bisa kehilangan
Dan kita hanya bisa berdoa
Dan mereka masih tetap tertawa
Hua Ha Ha Ha Ha

Judulnya Dihati

Mendengung telingaku berjam-jam dalam kesepian
Kata-kata itu seperti desahan setan
Menyesal benakku merayapi rimba kegelisahan
Mengapa semua itu mesti kulakukan

Padahal sudah kubilang jangan pergi
Tetapi kaki kiri kanan tetap melangkah silih berganti
Hancur belulang di kikis belati
Remuk sudah hilang diterkam matahari

Desahan setan merobek gendang telingaku
Amarah meradang lukai dinding jantungku
Napasku tersengal udara malas menuju paru-paru
Luka bernanah lumuri sekujur tubuhku

Satu ketololan kulakukan lagi hari ini
Setelah kemarin ketololan yang sama terjadi
Harus berapa ketololan lagi yang aku cari
Agar semua ini selesai dan berhenti

Dan aku berharap....
Belajar dari ketololan membuat aku pintar
Hanya itu yang tersisa....
Belajar dari ketololan semoga membuat aku pintar

Suka tak suka... ini sudah terjadi
Suka tak suka... mudah-mudahan besok tak terjadi lagi
Suka tak suka... biarlah kusimpan sendiri
Suka tak suka... sebentar lagi kan juga mati

HUJAN

Sungguh goblok orang yg tak menghendaki kehadirannya
Ia mungkin tak memberikan kehangatan
Atau membawa oleh-oleh dari awan
Justru menikmati kibasan rambutnya
Dan menengadahi baunya
Sungguh memberikan kesegaran
Menyodorkan inspirasi kasih sayang
Mencipta alunan etnik, romantika

Ia adalah kristal yg mahal
Ia ibarat permata yg tak dijual

Bila tampiasnya menampar wajahmu
Pasti pergi buruk sangkamu
Jadi kerdil harga matimu
Coba dengarkan rintiknya
Coba rasakan gerak-geriknya
Gemulainya dibatu-batu
Meliuknya dibatang-batang
Dicemburui semut rangrang
Bahkan wanitapun hilang

Telah ditetapkan:

Kedatanganmu adalah anugerah
Kehadiranmu adalah gairah
Sungguh…..
Bukan air mata yg sia-sia

Sabtu, 07 Agustus 2010

Pilihan.

Hidup adalah pilihan
Baik dan buruk
Setiap kita akan bimbang
Antara keduanya
Setiap kita akan memilih
Kebaikan akan menemui kegelapan
keburukan pasti dihantui penerangan

Pada prosesnya….

Bukan untuk menyalahkan hidup
Atau bahkan mencela Tuhan
Baik tanpa buruk,tidaklah nikmat
Buruk tanpa baik,bukanlah azab

Kuncinya syukur…

Perkara memilih kebaikan akhirnya susah,
Itulah hikmah,ujian,cobaan,pelajaran.

Perkara memeilih kejahatan jalannya mudah,

Coba tanya hati,nurani,prinsip.

Cermin belumlah cukup….. 
 
Siapa sangka?
Hidup lebih berat bila sekedar ilmu
Ilmu terasa berat jika termakan hidup
Tanpa hikmah, tanpa ibroh dan tanpa kasih sayang.

Intinya doa,
ikhtiar
tawakal
dan istiqomah.

Siapa yg bisa?